Puisi *Ansori Barata*

Apa yang terbaik dari cinta, selain
batin yang saling mengunjungi, dan
perasaan aneh antara rindu dan angin lembah yang menyusup qalbu.

Pada suatu malam penuh cinta
orang orang menyuruhku tinggal di
sungai penuh mutiara, tetapi aku
lebih suka menetap di tiara wajahmu
yang halus seperti awan lembut di langit haru

Orang orang, juga memintaku terlelap di sungai yang jernih, tetapi aku lebih suka tertidur di bening matamu. Seluruh alamat tatapan penuh kabut jika tak kutemukan siluet rebah tubuhmu.

Dan suaramu yang halus dengan getaran tiada dua, membuat aku tertegun dalam rindu yang panjang.
Aku berhenti menyukai lagu lagu
ketika setiap kata dari suaramu adalah musik yang membunuh semua ragu.

Baca juga:  M Imat Nudin, Tokoh Muda Dengan Semboyan Langkah Kecil Anak Desa

Setiap malam, setiap engkau tidur, aku mencarimu Laili.
Rindu tiada habis menyekap
dalam cinta yang tidak biasa.

Aku dipanggang oleh ruh cintamu, ingatan ingatanku terbakar, menyudahi seluruh pengertian cinta, seluruhnya..

Dan begitulah Laili. Akibatnya, setiap detik aku terpesona pada lembutnya
bersit cinta yang kau kilaukan.

Secinta inikah aku padamu, Laili
wajah putih dan mata indah yang membuatku kalut setiap kau tiada.

Secinta inikah aku padamu Laili, ketika orang orang mengejarmu dengan kedigdayaan masa muda, sementara aku telah merenta bersama waktu tetapi di hatiku.. Lihatlah Laili.. betapa jiwa ini terlahir kembali seperti kijang muda
yang berlari di bukit jingga.

Jambi, 9 Maret 2025

Baca juga:  Layak dan Realistis, Prinsip-Prinsip Penting dalam Gagasan Samudera Bangkit

: untuk kekasihku